Minggu, 04 November 2018

Prolog

Diposting oleh Akhelouise di 19.29
Aku adalah seorang pelupa yang ahli. Maka, satu-satunya caraku untuk mengingat adalah membuat otak cadangan--yang akan mengingat setiap hal yang mungkin saja akan aku lupakan.
Maka, hari ini, aku mulai mengetik kata demi kata yang bisa menggambarkan betapa berharganya pengalaman yang satu ini dalam hidupku--hingga aku mau menghabiskan beberapa saat dalam hidupku untuk menulis kembali kisah-kisah ini.



Perjalanan ini dimulai pada hari Sabtu, 20 Oktober 2018. Sebenarnya Surat Tugasku, Novira dan Safitrah berlaku mulai tanggal 21 Oktober 2018. Namun, kami memutuskan untuk berangkat di tanggal 20 agar kami bisa bermain sejenak sebelum hari-hari pelatihan itu datang.

Sebelumnya, aku dan Novira sungguh menolak pelatihan ini. Pelatihan ini bagaikan neraka yang sangat dihindari semua orang. Namun, birokrasi mewajibkan setiap orang yang sekarang menyandang status CPNS di Kementrian Keuangan untuk berhasil melewati neraka ini.

Hanya 10 hari, kok.

Hanya 10 hari.

Maka, menurut kami, rencana untuk bermain sebelum pelatihan adalah ide yang cemerlang. Setidaknya, ini bisa menurunkan sedikit stress yang mulai menggelora di pikiran.

Sebenarnya, setiap detik waktu berjalan, semakin melemahlah mentalku dibuatnya. Semakin dekat hari pelatihan, semakin ciut nyaliku jadinya.

Aku tidak tahu kenapa.

Biasanya, seorang Lindung Bulan akan bersemangat jika mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini. Aku tidak mengerti--apakah aku yang tidak terlalu mengenal diri ini atau aku tidak menyadari bahwa semakin lama aku semakin cupu dan melemah.

Aku mencintai alam. Berkubang dengan lumpur adalah salah satu hal yang aku rindukan--seketika aku teringat kenanganku bermain perang lumpur dengan teman-teman masa kecilku di sawah dekat rumah. Namun, aku tidak mengerti dengan perasaan gelisah yang mulai menghantui sedari malam aku akan berangkat ke Jakarta. Mereka--orang-orang yang sudah melewati pelatihan ini--bilang, nanti akan ada acara guling dan merayap. Well, aku pasti bisa melewatinya. Berkali-kali aku berkata begitu pada diri ini. Sungguh, aku tidak takut dengan guling dan merayap itu. Namun, aku semakin tidak mengerti, kenapa diri ini malah semakin tersugesti dengan ketakutan yang tak pasti.

Aku bingung dengan diriku sendiri.

Pukul 10.42 am, aku sudah duduk di dalam skytrain Bandara Soekarno-Hatta--bergerak menuju terminal 3 untuk menjemput Novira dan Safitrah. Well, karena keterlambatan pemesanan tiket, aku tidak mendapatkan penerbangan Garuda dengan budget di bawah 1 juta. Perasaanku menolak untuk membuang-buang uang negara terlalu banyak hanya untuk flight pergi. Akhirnya, aku memutuskan untuk memilih penerbangan yang berbeda dengan Novira dan Safitrah. Yah, setidaknya aku bisa menikmati Batik Air dengan cemilannya yang lumayan enak.

Mereka membuatku menunggu sekitar 30 menit di depan musholla terminal 3. Aku tidak suka menunggu dan ditunggu. Namun, terkadang diri ini lupa kalau lalai tak senantiasa acuh. Egois memang. Maafkan aku.

Kami beranjak dari Soekarno-Hatta sekitar pukul 11.30 am. Tempat tujuan kami adalah Hotel Mega Anggrek. Novira dan Safitrah memilih hotel tersebut setelah bookingan yang meleset di hotel satu lagi. Hotel ini dipilih karena jaraknya yang cukup dekat dengan lokasi rencana bermain kami--Taman Anggrek dan Neo Soho.

Untuk hari pertama, aku memilih berpisah dengan mereka berdua. Sepatu Kodachiku masih berada di Bekasi. Maka, mau tak mau, aku harus menuju Bekasi dan melewatkan acara ke Aquarium Jakarta pada siang itu.

Sebelum menuju Bekasi, ragaku menuju Stasiun Tanjung Barat untuk berjumpa dengan Rira. Aku baru ingat bahwa sebelum hari itu, aku sudah pernah ke stasiun tersebut bersama Haifa dan Sandra--sewaktu trip ke Ragunan. Hal itu kusadari saat melihat angkot-angkot berwarna merah yang berjejer rapi di depan jembatan penyebrangan.

Dan pada akhirnya aku berhasil merebahkan diri di Bekasi sekitar pukul 11 pm.

Aku benar-benar hanya tidur dan menjemput sepatu kodachi itu. Pagi-pagi pada pukul 7 aku sudah melangkahkan kaki menuju Stasiun Kranji--menuju Hotel Mega Anggrek kemarin untuk melanjutkan rencana bermain kami selanjutnya--Ice Skating!

Sesampainya di Mega Anggrek, ternyata Novira dan Safitrah sudah menunggu. Jam ponselku menunjukkan pukul 9 pagi ketika pintu kamar mereka terbuka. Setelah itu, kami mulai berkemas untuk check out hotel dan menuju Mal Taman Anggrek untuk ber-Ice Skating ria!

Terimakasih kepada Haifa dan Sandra yang sudah membuatku menemukan hobi terbaru.

Bakmi GM menjadi pilihan makan siang kami. Sebenarnya, Novira dan Safitrah hanya mengikuti keinginanku yang sangat-sangat menginginkan Bakmi GM--yang tidak ada di Pekanbaru. Maka, kami menghabiskan siang kami duduk di kursi-kursi toko itu.

Buperta sudah menunggu. Sesaat ketika jok mobil grab yang kami pesan kududuki, perasaan gelisah itu muncul lagi. Aku sungguh tidak tahu kenapa. Maka, sepanjang perjalanan, aku memutuskan untuk tidur. Dan ketika aku kembali membuka mata, hal yang aku lihat adalah papan petunjuk arah ke Buperta. Wow, kebetulan sekali. Perasaan gelisah semakin menghantui.

Kami sampai di hotel sekitar pukul 4 pm. Setelah melaksanakan Salat Asar, kami membuat sebuah video untuk pemberitahuan hiatus instagram sampai 10 hari ke depan. Videonya epic!

Dikarenakan Mal yang langsung terhubung ke hotel, kami memutuskan untuk makan malam dan berjalan-jalan ke Mal sebelah. Makan malam hari itu bisa dibilang acara reuni teman-teman seperkuliahanku. Malam yang panjang. Perasaan gelisah kembali merasuki hingga membuatku kesulitan untuk tidur. Maka, seorang teman berkata bahwa untuk menghilangkan perasaan gelisah itu, ingatlah setiap cerita-cerita yang sudah ia tuturkan. Maka, setelah itu perasaanku sedikit tenang.


Kantor
November 5
10.29 am

0 komentar:

Posting Komentar

 

Akhelouise Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review