Kamis, 30 Agustus 2018

Efek "To All the Boys I've Loved Before"

Diposting oleh Akhelouise di 21.43
Heyho!
Here I show you how bergejolak hati ini setelah menonton film "To All the Boys I've Loved Before".

Enjoy it! hehe



Ga bohong.
Dulu, aku pernah membuat draft (calon) novelku yang sedikit mirip dengan novel Jenny Han ini. Karena, jujur saja, aku memiliki kebiasaan yang sama dengan Lara Jean--menumpahkan segala perasaan dalam bentuk tulisan. Bedanya, Lara Jean menulis untuk melupakan--sedangkan aku menulis untuk mengembangkan perasaan tersebut.
Sebenarnya, tujuanku menulis sama dengan Lara Jean. Bodohnya, setiap kali aku selesai menulis, aku kembali membaca tulisan tersebut--yang pada akhirnya membuatku menyadari bahwa perasaanku begitu besar dan begitu sayang untuk dilupakan. Jadilah kebiasaan itu semakin menjerumuskanku pada cinta yang semu--yang sangat bertentangan dengan tujuan utamaku.
Jadi, inti dari tulisanku kali ini adalah, aku ingin menceritakan bagaimana perasaanku setelah menonton film "To All the Boys I've Loved Before". Karena, aku sedang menginput data saat menulis tulisan ini. Namun, aku tidak tahu mengapa, ada perasaan tidak tenang yang ingin aku tumpahkan setelah melihat cerita Lara Jean, yang hampir sama dengan ceritaku sendiri.

---

Aku selalu menulis bagaimana senangnya aku saat melihat senyummu.
Aku pernah menggambarkan betapa berdebar-debarnya jantungku saat berjalan di jalanan lurus itu bersamamu--di bawah hujan rintik-rintik yang mewarnai siang itu.
Aku pernah menceritakan betapa bahagianya aku saat kamu menanyakan mengapa aku menjauh.

Aku selalu menulis bagaimana senangnya aku saat menemukan matamu menatap aku.
Aku pernah menggambarkan betapa berdebar-debarnya jantungku saat kamu memilih untuk duduk di sampingku daripada kursi lain yang juga kosong.
Aku pernah menceritakan betapa bahagianya aku saat kamu berjalan di sampingku dan mengejekku karena kependekanku.

Aku selalu menulis bagaimana senangnya aku saat kamu menyapaku.
Aku pernah menggambarkan beta berdebar-debarnya jantungku saat kamu melambaikan tanganmu padaku--yang kamu memang tak pernah melakukan hal itu kepada orang lain, setahuku.
Aku pernah menceritakan betapa bahagianya aku saat kamu menceritakan apa yang tidak kamu ceritakan kepada siapapun.

---

Aku masih menyimpan tulisan-tulisan itu. Dan terkadang, ketika bosan, aku memutuskan untuk membacanya kembali. Sekarang, aku sudah bisa tersenyum geli membacanya saat mengetahui bahwa aku pernah menyukainya sedemikian rupa. Perasaan itu benar-benar hilang. Tak berbekas.
Beruntung adalah kata yang selalu aku ucapkan ketika memegang buku-buku itu. Beruntung aku menulis setiap perasaanku, sehingga aku tahu, aku pernah jatuh sebegitu dalam dan sekarang masih bisa bernafas seperti biasa meskipun tanpa kehadiranmu. Beruntung aku mengisi lembaran-lembaran kosong itu, sehingga aku tahu, aku pernah menyukai orang yang salah sebesar itu. Dan bila nanti aku sudah menemukan orang yang tepat, aku mungkin bisa mencintainya lebih dari perasaan sukaku kepada kamu-kamu sebelumnya.

Pada beberapa kali kesempatan, aku memilih untuk mencurahkan perasaanku secara langsung kepada lelaki yang pernah kusuka. Dikarenakan, aku ingin melepas perasaan ini dengan tenang. Dia tahu aku menyukainya. Maka, itu sudah cukup. Kemudian, aku akan melangkah pergi meninggalkan lelaki itu. Karena, dia sudah tahu aku menyukainya. Maka, itu sudah cukup.

Well, postingan kali ini benar-benar belepotan :)
Maafkan kalimat-kalimat yang kutulis tanpa berpikir terlebih dahulu. Ini seperti. . . perkataan hatiku secara langsung?
Jenny Han, terimakasih sudah membuat novel seperti ini.

Lara Jean melepas dengan tulisan.
Aku melepas dengan perkataan.

Apaansi

Aku benar-benar tak tahu apa yang kutulis. But, I hope you enjoy it!
Terimakasih telah membaca curhatan langsung dari hatiku ini!
Aku lanjut menginput data dulu!

The end of August
11.43 a.m.
Mejaku tersayang

0 komentar:

Posting Komentar

 

Akhelouise Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review